Genrang Riwakkang Dari Desa Pujananting Tidak Hanya Alat Musik Tradisional Tetapi Punya Nilai Filosofis Hingga Prestasi Tingkat Nasional
Infoindomaju.com -BARRU-Genrang Riwakkang alat musik tradisional asal Desa Pujananting yang sangat langkah. Alat musik tradisional ini juga jarang sakali orang pintar memainkan.
Seperti beberapa kegiatan yang diadakan oleh Pemda maupun organisasi, Genrang Riwakkang selalu diundang untuk tampil menghibur tamu, Ahad (26/02/2023 ) pekan lalu
Genrang riwakkang kembali hadir mengisi tamu undangan dalam rangka hari jadi Barru ke-63 tahun.
Alunan musik dari Genrang Riwakkang pun sangat membuat tamu terkesima mendengarnya.
Kepala Desa Pujananting Abdul Rahman menjelaskan Genrang Riwakkang pernah meraih prestasi.
Genrang dalam bahasa indonesia disebutnya Gendang .
Melalui pembinanya yang juga Kepala Desa Pujananting Abdul Rahman mengatakan, satu-satunya Desa yang lolos 30 besar
Dan salah satunya dari Sulawesi Selatan, penampilan terbaik pada Lomba Cerita Budaya Desa yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Angkat Genrang Riwakkang, Desa Pujananting Barru Tembus 30 Besar Lomba Cerita Desa Nasional.
Perwakilan Desa Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan baru saja menorehkan prestasi yang membanggakan. Pasalnya, Desa yang berada di pelosok ini berhasil lolos 30 besar cerita terbaik pada Lomba Cerita Budaya Desa yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Arlin, selaku ketua tim mengungkapkan bahwa alasan mengangkat tema Genrang Riwakkang karena alat musik tersebut bukan hanya hiburan semata, tetapi juga punya nilai filosofis.
"Kami mengangkat Genrang Riwakkang sebagai objek cerita budaya karena kami merasa bahwa Genrang Riwakkang merupakan sebuah kesenian yang sangat populer di masa lalu dan sempat terabaikan. Padahal alat musik ini punya nilai filosofis yang sangat mendalam", ungkapnya.
Lebih lanjut, Arlin menjelaskan bahwa Genrang Riwakkang ini merupakan alat musik asli Bugis yang berasal dari Barru. Hal ini membuat alat musik ini sebagai alat musik yang langka dan sulit ditemukan di daerah lain.
"Gendang ini alat musik yang langka, tidak banyak orang yang bisa memainkan. Bahkan ada mitos yang menyebutkan bahwa jika tidak ada ikatan darah dengan pembuat gendang, maka mereka tidak akan bisa memainkan alat musik ini," ujar pemuda yang kini berprofesi sebagai guru.
Sementara itu, Abdul Rahman selaku Kepala Desa Pujananting mengaku bangga dengan prestasi ditorehkan perwakilan Desa Pujananting.
"Saya selaku Kepala Desa merasa bangga dengan prestasi yang didapatkan perwakilan Desa Pujananting. Ini tentu patut untuk kita apresiasi, pasalnya Desa Pujananting merupakan satu-satunya Desa yang lolos 30 besar dan satu-satunya dari Sulawesi Selatan," katanya