Ketua Umum PWI Pusat MARGIONO bersama Pimpinan Madia info Indonesia maju ANDI AHMAD dari PWI PAREPARE-BARRU
Infoindomaju.com- JAKARTA -Menghadiri Hpn 2009 di Jakarta PWI Parepare mendelegasikan wartawan untuk mengikuti perhelatan tahunan HPN 2009 di Jakarta yang berangkat
Ketua, Ibrahim Manisi.
Sekretaris, Dulkin Sikki.
Bendahara, Kamaruddin, berhalangan tidak jadi berangkat
Ka Seksi Pendidikan, Syahrir Hakim , dan
Ka. Seksi Kesra, Andi Ahmad.
Jadi yang berangkat berempat saja.
Sempat Nginap di Mess Pemkot Parepare semalam bertemu Walikota Parepare H.M. Zain Katoe yang ada saat itu dan juga menghadiri undangan Pemerintah Pusat Presiden RI. SBY di Jakarta.
Pada malam ramatamah bersama Rombongan Delegasi PWI Cabang Sulawesi Selatan, Zulkifli Gani Ottoh, Andi Pasamangi Wawo, dan Nurhayana bersama Andi Ahmad dari PWI Parepare-Barru.
Malamnya dihibur, Tukul Arwana acara Empat mata yang dihadiri tamu undangan dan insan pers dari seluruh nusantara dan wartawan dari mancanegara.
Tukul Arwana, pada acara empat mata presenter dan pelawak yang terkenal dengan acara khususnya 4 mata penuh tawa, memeriahkan Acara hiburan malam Hpn 2009 di jakarta.
Sebelum Pelaksanaan HPN 2009. Pengurus PWI Pusat bersilaturahmi dengan tokoh pers Jacob Oetama dari Harian Kompas, Jakarta, Selasa (20/1). Pertemuan ini merupakan rangkaian persiapan Hari Pers Nasional di Jakarta, 9 Februari.
Selain Ketua Umum PWI Margiono, Ketua Panitia Marah Sakti Siregar, Sekjen PWI Hendry Ch Bangun, juga hadir Ketua Dewan Kehormatan PWI Tarman Azzam, anggota DK Asro Kamal Rokan, dan Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara.
FOTO ANTARA/Asro Kamal Rokan/hp/09.
JAKARTA, 9/2 - Lanjut - DISKUSI HPN . Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto, didamping Ketua Dewan Pers, Ichlasul Amal, wartawan senior August Parengkuan dan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Sasa Juarsa, dalam seminar tentang pemilu dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2009 di Jakarta, Senin (9/2).
Acara berkaitan dengan HPN 2009 itu diikuti oleh para pemangku kepentingan Pers, antara lain Dewan Pers, SPS, SGP, PPPI, ATVSI, IJTI, PRSNI, dan perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dari 34 cabang se-Indonesia.
FOTOANTARA/EdiSuhaedi/mes/09.
SBY DAN TNI DIANUGERAHI MEDALI EMAS KEMERDEKAAN PERS HPN 2009
Pin emas tanda penghargaan itu disampaikan dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2009.
Di dalam surat keputusan anugerah HPN 2009, disebutkan bahwa Presiden SBY merupakan pejabat publik yang memberi pengaruh positif terhadap Kemerdekaan Pers.
Hal ini dibuktikan dari aktifnya SBY menunaikan hak jawab atas berbagai kasusnya di Media Massa.
"Saya ucapkan terima kasih atas Pin Emas tadi. Saya ingin terus menjadi bagian dalam makin kuatnya kemerdekaan pers.
Saya akan terus jadi students of demokrasi yang baik," ujar SBY atas penghargaan yang baru dia terima.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dianugerahi Medali Emas Kemerdekaan Pers oleh Panitia Pusat Hari Kemerdekaan Pers Nasional (Panpus HPN) karena dinilai mendukung kemerdekaan pers dengan menggunakan mekanisme hak jawab dalam menghadapi kasus berkaitan dengan karya jurnalistik.
Penghargaan tersebut baru pertama kali diberikan Panpus HPN setelah mendapat masukan dari Dewan Pers dan masyarakat pers maupun penyiaran di Indonesia, dan diserahkan dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional 2009 yang dihadiri Presiden Yudhoyono di Gedung Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Senin malam.
Susilo Bambang Yudhoyono menerima penghargaan Medali Emas Kemerdekaan Pers HPN 2009 untuk kategori individu/tokoh masyarakat, sedangkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diserahkan kepada Panglima TNI untuk kategori lembaga negara/publik yang selama ini mendukung mekanisme hak jawab sesuai Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang Pers dan Pedoman Hak Jawab Dewan Pers..
Yudhoyono tercatat sebagai individu yang sejak 2005 hingga 2008 paling banyak menggunakan hak jawab untuk menanggapi kasus pemberitaannya di media massa.
Penghargaan sejenis diserahkan kepada TNI sebagai lembaga yang paling banyak menggunakan hak jawab menanggapi kasus pemberitaan di media massa selama 2008.
Penghargaan medali emas kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) diserahkan oleh tokoh pers Jakob Oetama, sedangkan penghargaan kepada TNI yang diterima Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, diserahkan oleh Ketua Dewan Pers, Ichlasul Amal.
Pada Peringatan Hari Pers Nasional 2009 juga diserahkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kepada Muhammad Nur dari Batam Pos yang diserahkan Ketua Umum PWI, Margiono, dan
Anugerah Tertinggi Spirit Jurnalisme PWI kepada Dahlan Iskan yang diserahkan anggota Dewan Penasehat PWI, Tribuana Said.
Dahlan Iskan menerima Anugerah Jurnalistik Tertinggi Spirit Jurnalisme lantaran selama menjalani serangkaian proses operasi ganti hati tetap berkarya jurnalistik, sehingga dapat menggugah semangat sekaligus menjadi teladan bagi insan pers maupun masyarakat umum.
Peringatan HPN 2009 melibatkan para pemangku kepentingan pers, antara lain, PWI, Dewan Pers, Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), Serikat Grafika Pers (SGP), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Persatuan Radio Swasta Nasional Indonesia (PRSNI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) dan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia.
KEBEBASAN PERS HARUS DIABDIKAN UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT
Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Margiono, mengatakan bahwa kebebasan pers seharusnya diabdikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan rakyat
"Berbekal etika profesi yang bertanggungjawab, kita akan terus berupaya meningkatkan pengertian dan pemahaman bahwa kemerdekaan pers hakekatnya memang harus diabdikan kepada kepentingan rakyat," kata Margiono dalam acara ramah tamah dengan pimpinan media di Gedung Dewan Pers di Jakarta, Kamis (22/1).
Margiono mengatakan "freedom for" layak untuk terus diperjuangkan pers nasional sebagai wujud tanggungjawab dan pengabdian kepada kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Dia mengatakan, "Kemerdekaan Pers Dari dan Untuk Rakyat" ditetapkan sebagai tema Hari Pers Nasional (HPN) 2009 dengan kesadaran penuh bahwa di tengah-tengah keadaan dunia yang terus bergolak, kondisi bangsa yang masih memprihatinkan serta fragmentasi permasalahan yang sangat beragam, maka keberpihakan kepada kepentingan rakyat harus menjadi pilihan.
Usai menghadiri Hpn rombongan balik ke daerah masing masing dari PWI Parepare langsung ke Bandara Internasional Sukarno Hatta menunggu Pesawat yang ke Makassar.
Hampir ketinggalan pesawat karena sudah 3 kali panggilan baru didengar karena ke asyikan cerita.
Kita diantar berempat naik mobil khusus ke pesawat yang sudah siap take off lepas landas.







