
Infoindomaju.com-Batam (gokepri) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah organisasi wartawan atau jurnalis pertama dalam sejarah berdirinya negara Republik Indonesia. PWI punya tugas dan fungsi yang berkenaan dengan aktivitas jurnalistik atau media massa.
PWI didirikan 9 Februari 1946 di Surakarta atau Solo, Jawa Tengah. Tanggal berdirinya PWI inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional dan diperingati setiap tanggal 9 Februari.
Sebagai organisasi kewartawanan, PWI punya sejarah panjang. Bahkan, sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, sudah ada wadah jurnalistik untuk para wartawan pribumi pada masa kolonial Hindia Belanda, dan itulah embrio dari PWI yang masih eksis hingga saat ini.
Sejarah PWI
Dilansir dari laman resmi PWI, sejarah berdirinya organisasi wartawan ini sudah bermula sejak masa kolonial Hindia Belanda. Mulanya adalah pembentukan Inlandsche Joernalisten Bond (IJB) pada 1914.
IJB merupakan perkumpulan wartawan sekaligus wadah persatuan dan advokasi bagi para jurnalis bumiputera atau pribumi di tengah kehidupan kolonial saat itu. Perintis berdirinya IJB antara lain tokoh jurnalis muda bernama Mas Marco Kartodikromo.
Mas Marco Kartodikromo kala itu memimpin surat kabar berkala Sarotomo dan Doenia Bergerak dari Surakarta. Sebelumnya, ia mengawali karier jurnalistiknya di surat kabar Medan Prijaji pada 1911 milik Tirto Adhi Soerjo.
Bersama Mas Marco Kartodikromo, beberapa tokoh perintis IJB lainnya adalah Tjipto Mangoenkoesoemo, Soewardi Soerjaningrat atau yang kemudian dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara, Mohammad Joenoes, dan seterusnya.
Selain IJB, di Hindia Belanda (Indonesia) kala itu kemudian berdiri pula beberapa organisasi wartawan lainnya, seperti Inlandsche dan Chinesche Journalisten Bond pada 1919, Persatoean Kaoem Journalis pada 1931, dan lainnya.
Adanya beberapa organisasi jurnalis membuat wacana untuk menyatukan perkumpulan-perkumpulan wartawan itu. Akhirnya, pada Desember 1933 di Surakarta, dibentuklah Persatoean Djoernalis Indonesia (PERDI)..